Kuliah Online sudah terlaksana dengan “baik” atau malah jadi “polemik”

    Kemajuan teknologi, seharusnya mampu memberikan kemudahan bagi manusia, salah satunya adalah pemanfaatan media online sebagai media pengganti kuliah tatap muka. Kuliah daring atau yang akrab disebut kuliah online, menjadi salah satu pilihan yang mau tidak mau ditempuh, ditengah pandemi yang belum juga berakhir hingga saat ini. Sayangnya, kemajuan teknologi yang tidak dibarengi dengan fasilitas yang memadai mengakibatkan kuliah online berjalan tidak efektif. Pemicu ketidakefektifan kuliah online yang sering terjadi adalah kendala jaringan dan paket data yang dialami mahasiswa.

    Beberapa dari mahasiswa mengaku bahwa kwalitas jaringan di tempat tinggal mereka sangat jauh dari kata baik, bahkan dapat dikatakan buruk. Hal tersebut tentu saja menyulitkan mereka ketika harus mencari jaringan saat hendak mengikuti kuliah online. Belum lagi penggunaan paket data untuk kebutuhan kuliah online yang bahkan mengalami peningkatan cukup tinggi hingga dua sampai tiga kali lipat  dari penggunaan paket data biasanya. Tentu saja ini mengakibatkan kekhawatiran mereka tentang pengeluaran yang besar tetapi tidak diimbangi pemasukan yang sepadan. Meskipun telah berhembus kabar mengenai pembagian kuota kepada mahasiswa, namun hingga saat ini hal tersebut belum juga terealisasi.

    Selain kendala-kendala diatas, banyak dari mahasiswa merasa jenuh bahkan tertekan dengan kuliah online karena jadwal yang diterapkan seringkali tidak sesuai dengan jadwal yang seharusnya. Pemberian tugas diluar jadwal sering kali diterima mahasiswa tanpa peduli waktu. Tak jarang tugas yang diterima hanya diberi waktu beberapa jam saja, kemudian harus dikumpulkan kembali. Sebenarnya hal demikian tidaklah salah tetapi terkadang mahasiswa tidak hanya menerima satu tugas melainkan beberapa tugas sekaligus dengan pengerjaan berbatas waktu. Sedangkan banyak dari mahasiswa mengaku kurang begitu dapat menerima bahkan tidak dapat memahami materi kuliah dengan baik karena beberapa faktor baik karena jaringan atau lain sebagainya.

    Menanggapi masalah tersebut, sebenarnya tidak hanya pihak mahasiswa saja yang merasakan kesulitan-kesulitan atau kendala dalam pelaksanaan kuliah online. Pihak Dosen sebagai pengajar/pembimbing juga merasakan hal yang tak jauh berbeda. Dilakukannya perkuliahan secara online, mengharuskan dosen untuk mencari cara bagaimana materi ajar dapat tersampaikan meskipun hanya dengan media online saja. Sedangkan beberapa dosen yang tidak begitu memahami teknologi, akhirnya sulit menyampaikan materi ajar dan berdampak pada ketertinggalan mahasiswa pada mata kuliah tertentu. Bagaimana tidak? Beberapa dosen masih belum terbiasa dengan hal ini berbasis online dan masih terpaku pada cara tradisional “tatap muka”.

    Pihak Dosen juga menyadari ketidakmungkinan pemenuhan jumlah SKS sepenuhnya hanya dilakukan melalui pertemuan online. Pemberian tugas setelah pertemuan online, menjadi salah satu cara yang dipilih dosen untuk memenuhi jumlah SKS setiap mata kuliah. Mirisnya, sisi gelap dunia pendidikan masih saja terus terjadi. Beberapa oknum dosen dengan sengaja memanfaatkan kondisi saat ini untuk meraup keuntungan pribadi melalui  penjualan diktat kepada mahasiswa.

    Untuk menyelesaikan masalah yang sedemikian rumit ini, pihak dosen menuturkan perlu adanya pelibatan antara pihak kampus dan seluruh stakeholder untuk mengevaluasi biaya dan manfaat kuliah online, serta mendiskusikan metode pembelajaran lain yang dianggap lebih efektif juga efisien. Selain itu SOP kuliah online, menjadi salah satu komponen penting yang seharusnya ada sebagai tolak ukur seberapa berdampak kuliah online yang diberikan. Penegakan hukum juga menjadi hal yang seharusnya perlu dilakukan untuk menangani kasus oknum dosen yang mencari kesempatan dimasa sulit saat ini.

    Dilihat dari dua sisi kendala yang dialami dosen juga  kurang mendukungnya jaringan diwilayah mahasiswa tinggal serta dari kemampuan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan akan paket data, banyak pihak yang merasa kuliah online masih kurang begitu mampu diterima dan diemban oleh mereka.  Lalu, apa sebenarnya tujuan kuliah online? Terlepas dari semua hal tersebut diatas, baik dosen maupun mahasiswa tidak begitu saja menyerah dengan keadaan, ribuan cara mereka tempuh demi perkuliahan tetap berjalannya sesuai sistem meski dengan segala kekurangannya.

    Pada dasarnya tidak ada nahkoda hebat yang lahir dari laut tenang. Begitu juga dengan keadaan saat ini, semoga semua hal sulit yang menerpa dapat menjadikan kita sebagai manusia hebat dikemudian hari. Karena hidup adalah sebuah perjalanan, maka sesulit apapun kondisinya tetaplah bersyukur dan biarkan waktu berputar untuk mengantarkan kita pada pencapaian gemilang kehidupan.


Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post